Jumat, 27 Juni 2025

Posko 110 Ikuti Workshop Koordinator Desa dan Bendahara Desa Guna Persiapan KKN Mendatang



Penulis: Muhammad Ferdy Irmawan


Semarang, 26 Juni 2025
– Menjawab tantangan zaman sekaligus memperkuat sinergi antara kampus dan masyarakat, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) menggelar Workshop Pembekalan Koordinator dan Bendahara KKN Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) ke-20. Bertempat di Gedung Teater Rektorat Lantai 4 Kampus 3, kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dan dihadiri oleh lebih dari 280 calon Kordes dan Bendes dari berbagai program studi.

Kegiatan ini bukan sekadar briefing administratif, melainkan ajang penting untuk mentransformasikan visi akademik menjadi aksi sosial nyata. Dengan mengusung tema besar “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Alam, Pengentasan Stunting, Digitalisasi Ekonomi Kreatif, dan Moderasi Beragama”, LP2M menekankan perlunya pendekatan multidimensi dalam pengabdian masyarakat.

Strategi dan Fokus KKN MIT ke-20: Arah Baru Pengabdian Intelektual

KKN MIT ke-20 tahun ini memiliki semangat berbeda. Tidak hanya menjalankan rutinitas kegiatan posko, mahasiswa dituntut mampu mendesain program kerja yang berbasis riset, berorientasi solusi, dan terukur hasilnya. Workshop ini memberikan bekal mengenai:

  • Pola kegiatan: Terbagi menjadi fisik (seperti pembuatan papan KKN, spanduk edukatif) dan non-fisik (bidang keagamaan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, gender, dan lingkungan).

  • Produk wajib KKN: Konten kreatif (TikTok, Instagram), video profil desa, dua artikel jurnal ilmiah (submit ke SINTA 5/6), meme/flayer edukatif, berita online kegiatan, hingga laporan akademik dan keuangan.

  • Luaran akademik: Artikel jurnal pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang ditulis bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) sebagai bagian dari kontribusi ilmiah mahasiswa UIN Walisongo.

Dalam sesi pemaparan, LP2M menekankan bahwa “ruh” KKN MIT bukan hanya pengabdian, tetapi juga penguasaan terhadap dunia digital, riset sosial, dan kerja lintas sektor. Mahasiswa diarahkan untuk menjadikan rumah warga sebagai ruang belajar kontekstual dan tempat menanamkan nilai-nilai moderasi beragama.

Sebaran Posko: Kolaborasi Lintas Wilayah, Tantangan Nyata

Sebanyak 2.100 mahasiswa KKN MIT ke-20 akan disebar ke 140 posko yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Semarang, termasuk Bandungan, Sumowono, Jambu, Banyubiru, Getasan, Bawen, Tengaran, Kaliwungu, Bancak, Pringapus, Bergas,  hingga Susukan dan Suruh. Masing-masing posko dituntut untuk tidak hanya menjalankan program rutin, tetapi juga menciptakan inovasi sosial yang kontekstual dengan potensi dan permasalahan lokal.

Dalam penyampaiannya, LP2M menyebutkan bahwa mahasiswa harus mampu melakukan pemetaan potensi desa, menjalin kemitraan kelembagaan dengan perangkat desa/kelurahan, serta aktif melibatkan masyarakat dalam setiap program.

Hak dan Kewajiban Mahasiswa: Disiplin, Etika, dan Komitmen Sosial

Sebagai bentuk tanggung jawab institusional, mahasiswa KKN MIT ke-20 akan mendapatkan:

  • Atribut lengkap: jaket, kaos, topi.

  • Dana transportasi posko sebesar Rp150.000,- per mahasiswa, serta tambahan dana untuk Kordes dan Bendes.

  • Asuransi BPJS Ketenagakerjaan selama masa KKN berlangsung (estimasi dua bulan).

Namun demikian, tanggung jawab moral dan etika menjadi bagian krusial dalam pembekalan ini. Mahasiswa diingatkan untuk:

  • Menjaga nama baik almamater dan menjunjung nilai-nilai Islam moderat.

  • Tidak meninggalkan lokasi tanpa izin, tidak melakukan kegiatan politik praktis, serta tidak menyebarkan informasi yang dapat merugikan tim atau kampus.

  • Menjalankan seluruh program dengan dedikasi tinggi, kreatifitas lokal, dan profesionalisme akademik.

Sanksi tegas berupa teguran, penarikan, hingga ketidaklulusan akan diberikan kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib yang telah ditetapkan.

Menuju KKN yang Bermakna dan Berdampak

Workshop ini bukan hanya tentang koordinasi administratif, tetapi tentang membangun paradigma baru KKN sebagai laboratorium sosial bagi mahasiswa. Dalam sambutannya, pihak LP2M mengajak seluruh peserta untuk menjadikan KKN MIT ke-20 sebagai momentum refleksi, kolaborasi, dan kontribusi nyata terhadap pembangunan masyarakat berbasis potensi lokal dan nilai-nilai keislaman moderat.

Dengan pembekalan ini, diharapkan seluruh mahasiswa siap terjun ke masyarakat dengan semangat transformasi, pengabdian, dan pemberdayaan.

0 komentar:

Posting Komentar